ntah karena ingin menunjukkan ketegasaannya atau memang berlebihan, seorang wasit dari Argentina mengeluarkan 36 kartu merah dalam satu pertandingan.
Tak hanya 11 pemain yang berada di lapangan, wasit Damian Rubino mengusir seluruh peserta pertandingan, termasuk pemain pengganti dan pelatih.
Kehebohan ini terjadi di pertandingan sepak bola kasta kelima liga sepak bola Argentina antara dua musuh bebuyutan, Claypole dan Victoriano Arenas.
Setelah mengeluarkan dua kartu merah di babak pertama, pertandingan yang dipimpin Rubino bukannya berjalan lebih tertib malah menjadi semakin beringas memasuki menit-menit akhir. Pemain dari kedua tim bertukar tekel kasar dan beberapa kali nyaris adu jotos.
Keadaan kian parah setelah adu mulut berubah menjadi adu jotos melibatkan seluruh pemain di lapangan, pemain pengganti, pelatih dan stafnya. Semua orang masuk ke lapangan dan situasi menjadi tak terkendali. Sejumlah fans bahkan ikut serta dalam kisruh tersebut.
Setelah kisruh dihentikan, wasit mengakhiri pertandingan dan memberikan laporan pertandingan. Dalam laporan itu sang pengadil merasa layak memberikan kartu merah kepada seluruh perangkat tim, mulai pemain hingga pelatih.
Sikap sang wasit ditanggapi berbeda. Dinukil dari Independent, pelatih Victoriano Arenas, Domingo Sganga, berkomentar mengenai insiden tersebut. “Mereka ingin membunuh saya,” ujarnya.
Sementara pelatih dari Claypole, Sergio Micielli, merasa wasit sudah bertindak berlebihan. “Kebanyakan pemain justru ingin memisahkan orang-orang. Wasitnya yang bingung,” tandasnya.
Laga itu sendiri berakhir dengan keunggulan Claypole 2-0. Asosiasi Sepak bola Argentina sedang menginvestigasi insiden ini untuk memutuskan apakah kartu merah yang terhambur tetap layak diberlakukan atau tidak. [but]
Tak hanya 11 pemain yang berada di lapangan, wasit Damian Rubino mengusir seluruh peserta pertandingan, termasuk pemain pengganti dan pelatih.
Kehebohan ini terjadi di pertandingan sepak bola kasta kelima liga sepak bola Argentina antara dua musuh bebuyutan, Claypole dan Victoriano Arenas.
Setelah mengeluarkan dua kartu merah di babak pertama, pertandingan yang dipimpin Rubino bukannya berjalan lebih tertib malah menjadi semakin beringas memasuki menit-menit akhir. Pemain dari kedua tim bertukar tekel kasar dan beberapa kali nyaris adu jotos.
Keadaan kian parah setelah adu mulut berubah menjadi adu jotos melibatkan seluruh pemain di lapangan, pemain pengganti, pelatih dan stafnya. Semua orang masuk ke lapangan dan situasi menjadi tak terkendali. Sejumlah fans bahkan ikut serta dalam kisruh tersebut.
Setelah kisruh dihentikan, wasit mengakhiri pertandingan dan memberikan laporan pertandingan. Dalam laporan itu sang pengadil merasa layak memberikan kartu merah kepada seluruh perangkat tim, mulai pemain hingga pelatih.
Sikap sang wasit ditanggapi berbeda. Dinukil dari Independent, pelatih Victoriano Arenas, Domingo Sganga, berkomentar mengenai insiden tersebut. “Mereka ingin membunuh saya,” ujarnya.
Sementara pelatih dari Claypole, Sergio Micielli, merasa wasit sudah bertindak berlebihan. “Kebanyakan pemain justru ingin memisahkan orang-orang. Wasitnya yang bingung,” tandasnya.
Laga itu sendiri berakhir dengan keunggulan Claypole 2-0. Asosiasi Sepak bola Argentina sedang menginvestigasi insiden ini untuk memutuskan apakah kartu merah yang terhambur tetap layak diberlakukan atau tidak. [but]
