Share |

Keuangan Persija Kritis


Pendanaan Persija Jakarta kritis. Cadangan dana Macan Kemayoranhanya cukup sampai November. Krisis finansial sudah menunggu Persija.

Sebulan setelah kick-offDjarum Indonesia Super League (DISL) 2010/2011, 26 September lalu, Macan Kemayoranbelum mendapatkan kejelasan income. Bambang Pamungkas dkk kesulitan mendapat sponsor utama, apalagi jaminan subsidi pemerintah. Terbukti, proposal pengajuan Rp15,5 miliar melalui Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Pemprov DKI Jakarta, ditolak. ’’Kas klub menipis. Kami belum tahu akan ditutup dari sumber mana.

Untuk bulan ini sebenarnya cukup aman, asal tidak ada pengeluaran tambahan,” ungkap Sekretaris Tim Persija Ferry Indra Syarief kemarin. Bambang Pamungkas dkk saat ini hidup dari sisa dana musim lalu. Macan Kemayoran sebenarnya memiliki cadangan sumber income, yaitu pemasukan dari penjualan tiket.

Namun, bila mengacu pada musim lalu, pemasukan dari tiket tidak masuk kas tim. Dana dipakai PT untuk penyelenggaraan laga. Nasib Persija musim ini berbanding terbalik dari sebelumnya. Pada tahun kedua DISL, Macan Kemayoranmendapat suntikan dana Rp2,5 miliar dari sponsor utama. Mereka juga sempat menyusun proyeksi calon sponsor, seperti Holcim, Unilever, Danone, Allianz.

Total pemasukan diperkirakan mencapai Rp15 miliar. Kondisi Bepe dkk saat ini tidak lebih baik dari Sriwijaya FC (SFC) yang sudah mendapatkan suntikan dana Rp9 miliar dari sponsor plus income penjualan tiket sebesar Rp3 miliar. (
Share on Google Plus

About 12paz