RAPAT ke-2 JC PSSI, Kamis (20/9), berakhir baik. Sejumlah usulan PSSI
La Nyalla Mattalitti, termasuk soal kompetisi dan timnas, diakomodir
AFC.
Target kepengurusan PSSI yang terpilih dalam Kongres Luar Biasa (KLB)
18 Maret 2012 di rapat ke-2 Joint Committee (JC) PSSI, Kamis (20/9) di
Kuala Lumpur, Malaysia, tercapai.
Selain memastikan soal jadwal Kongres PSSI yang direncanakan jadi wadah
penyelesaian akhir kisruh sepakbola Indonesia, rapat ke-2 JC PSSI yang
difasilitasi langsung AFC itu juga memutuskan berbagai pro kontra soal
tugas dan wewenang JC PSSI, termasuk soal dualisme kompetisi dan
pengelolaan timnas.
Untuk masalah dualisme kompetisi, usulan yang diajukan PSSI La Nyalla
diterima dengan baik oleh AFC. Dalam usulan itu, PSSI La Nyalla
merencanakan liga baru harus melalui tahapan yang serius dan baru akan
bergulir 2-3 musim mendatang.
Hal sebaliknya diterima PSSI Djohar Arifin Husin yang mengusung
penyelesaian dualisme kompetisi dengan melahirkan liga baru dengan nama
Liga Merah dan Putih yang digulirkan mulai musim depan.
"Jadi, musim depan Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Premier
League (IPL) akan tetap bergulir. Keduanya sah dan tidak ada yang tidak
legal," terang salah 1 wakil PSSI La Nyalla, Joko 'Jodri' Driyono.
"Sementara usulan PSSI Djohar soal penyelesaian dulisme kompetisi
ditolak AFC," tambah Jodri yang mewakili PSSI La Nyalla bersama 3
perwakilan lainnya, Djamal Aziz, Togar Manahan Nero, dan Hinca
Pandjaitan, di rapat ke-2 JC PSSI itu.
Selain soal dualisme kompetisi, rapat ke-2 JC PSSI itu juga membahas
soal pengelolaan timnas. Dan, sama dengan soal dualisme kompetisi, AFC
kembali menyepakati usulan PSSI La Nyalla yang ingin timnas berada di
bawah pengelolaan JC PSSI.
Tentu, keputusan itu bertolak belakang dengan keinginan dan pandangan
PSSI Djohar yang menganggap permasalahn timnas bukan bagian dari tugas
serta wewenang JC PSSI.
"Tapi, untuk urusan administrasi masih akan menggunakan kop surat PSSI.
Jadi, Kesekjenan PSSI Djohar yang akan menangani surat menyurat yang
berhubungan dengan timnas," tandas Jodri.
Sementara soal Kongres PSSI yang dirancang jadi wadah penyelesaian
akhir kisruh sepakbola Indonesia dan jadi target utama PSSI La Nyalla
dalam rapat ke-2 JC PSSI itu, dijadwalkan bergulir pada pertengahan
November 2012. Kongres PSSI itu sendiri , sesuai Nota Kesepahaman (MoU)
PSSI, akan diikuti voter sesuai KLB 19 Juli di Solo. Dan, JC PSSI
bertugas untuk memverifikasi keabsahan para voter itu.
"Artinya, JC PSSI harus menganulir aksi liar PSSI Djohar yang
membekukan dan membentuk kepengurusan caretaker di berbagai Pengprov
PSSI seluruh Indonesia," terang Jodri.
Masih berkaitan dengan Kongres PSSI, yaitu revisi Statuta PSSI yang
direncanakan jadi salah 1 agenda yang dibahas dalam Kongres PSSI itu,
rapat ke-2 JC PSSI memutuskan untuk membuat tim yang dipimpin perwakilan
dari PSSI La Nyalla dan Djohar. Nama Hinca dan Tigar dipilih mewakili
PSSI La Nyalla dalam tim itu. Dan, dari PSSI Djohar diwakili Shaleh
Ismail Mukadar dna Catir Agus Saptono.
Rapat ke-2 JC PSSI juga menegaskan butir ke-4 MoU PSSI soal pemutihan 4
anggota Exco PSSI Djohar yang dipecat Komite Etik PSSI. Ya, La Nyalla,
Tonny Aprilani, Roberto Rouw, dan Erwin Dwi Budiawan kembali ke jajaran
Exco PSSI Djohar tanpa persyaratan apapun.
Dari hasil rapat ke-2 JC PSSI yang mengakomodir usulan-usulan PSSI La
Nyalla, dapat diambil kesimpulan makin terlihat siapa yang biasa dan
bisa mengurus sepakbola Indonesia dan mana yang tidak.
ksb