Pelatih Persidafon Dafonsoro, Agus Yuwono mengatakan, tim asuhanya tak gentar menghadapi Bontang FC yang notabene tim Indonesia Super Liga (ISL) dan akan jadi lawan Eduard Ivakdalam dkk pada babak Play Off, di Stadion Kanjuruhan Malang, Kamis 23 Juni 2011.
“Tidak ada alasan bagi kami untuk tidak siap. Meski yang akan menjadi lawan kami adalah tim ISL, namun kami sudah bertekad memenangkan laga agar bisa lolos ke ISL musim depan. Kami sudah melupakan kegagal dibabak semifinal lalu. Jadi kami akan bermain semaksimal mungkin untuk mengalahkan mereka,” kata Agus Yuwono saat dihubungi, Rabu 22 Juni 2011.
Setelah gagal lolos langsung ke ISL usai mengalami 2 kali kekalahan pada babak semifinal Divisi Utama lalu. Saat melawan Persiba Bantul dan Kutai Kartanegera. Hasil ini memaksa Eduard Ivakdalam dkk berlaga dibabak Play Off untuk memperbutkan satu tiket sisa ke ISL.
Untuk itu, usai melakoni babak semifinal, Persidafon langsung melakukan pemusatan latihan di Kota Batu Malang, guna mempersiapakan diri berlaga dibabak Play Off.
Dikatakan Agus Yuwono, selama masa persiapan, Persidafon terus mengevaluasi organisasi permainan tim dan meningkatkan fisik pemain. Serta membenahi beberapa kekurangan yang selama ini menjadi titik lemah.
“Semua pemain dalam kondisi siap dimainkan. Tidak ada yang cedera. Kami pelatih tinggal melihat saja pemain mana yang benar-benar siap untuk diturunkan dan mana yang tidak,” ucapnya.
Mengenai kekutan Bontang FC, Agus Yuwono menilai, meski berada di posisi juru kunci klasemen akhir ISL, namun tim berjuluk Laskar Katulistiwa itu memiliki sejumlah pemain berkualitas.
“Mereka tim bagus, kualitas pemain lokal dan asing sama baiknya. Selain itu Bontang diperkuat Kenji Adachihara yang merupakan top skor ke-3 ISL musim ini. Namun pemain kami juga sudah siap dengan segala situasi yang akan terjadi di lapangan,” ujar Agus Yuwono.
Laga melawan Bontang FC adalah pilihan terakhir bagi Eduard Ivakdalam dkk. Jika berhasil memenangkan pertandingan, maka ‘Gabus Sentani’ dipastikan akan promosi ke ISL musim depan. Sebaliknya jika gagal, berarti harapan publik Kabuapten Jayapura untuk melihat tim kesayangnya tampil di kompetisi tertinggi Indonesia harus sirna. (Arjuna)
“Tidak ada alasan bagi kami untuk tidak siap. Meski yang akan menjadi lawan kami adalah tim ISL, namun kami sudah bertekad memenangkan laga agar bisa lolos ke ISL musim depan. Kami sudah melupakan kegagal dibabak semifinal lalu. Jadi kami akan bermain semaksimal mungkin untuk mengalahkan mereka,” kata Agus Yuwono saat dihubungi, Rabu 22 Juni 2011.
Setelah gagal lolos langsung ke ISL usai mengalami 2 kali kekalahan pada babak semifinal Divisi Utama lalu. Saat melawan Persiba Bantul dan Kutai Kartanegera. Hasil ini memaksa Eduard Ivakdalam dkk berlaga dibabak Play Off untuk memperbutkan satu tiket sisa ke ISL.
Untuk itu, usai melakoni babak semifinal, Persidafon langsung melakukan pemusatan latihan di Kota Batu Malang, guna mempersiapakan diri berlaga dibabak Play Off.
Dikatakan Agus Yuwono, selama masa persiapan, Persidafon terus mengevaluasi organisasi permainan tim dan meningkatkan fisik pemain. Serta membenahi beberapa kekurangan yang selama ini menjadi titik lemah.
“Semua pemain dalam kondisi siap dimainkan. Tidak ada yang cedera. Kami pelatih tinggal melihat saja pemain mana yang benar-benar siap untuk diturunkan dan mana yang tidak,” ucapnya.
Mengenai kekutan Bontang FC, Agus Yuwono menilai, meski berada di posisi juru kunci klasemen akhir ISL, namun tim berjuluk Laskar Katulistiwa itu memiliki sejumlah pemain berkualitas.
“Mereka tim bagus, kualitas pemain lokal dan asing sama baiknya. Selain itu Bontang diperkuat Kenji Adachihara yang merupakan top skor ke-3 ISL musim ini. Namun pemain kami juga sudah siap dengan segala situasi yang akan terjadi di lapangan,” ujar Agus Yuwono.
Laga melawan Bontang FC adalah pilihan terakhir bagi Eduard Ivakdalam dkk. Jika berhasil memenangkan pertandingan, maka ‘Gabus Sentani’ dipastikan akan promosi ke ISL musim depan. Sebaliknya jika gagal, berarti harapan publik Kabuapten Jayapura untuk melihat tim kesayangnya tampil di kompetisi tertinggi Indonesia harus sirna. (Arjuna)
