Harapan Persibo Bojonegoro menggebrak lewat striker anyar Eugene Dadi ternyata belum terealisasi. Tampil sekitar 60 menit kala menghadapi Persema Malang di Stasion Gajayana, pemain berpaspor Perancis tersebut belum menjawab ekspektasi publik bola Bojonegoro.
Dadi terlihat belum klop dengan permainan Persibo dan kesulitan mengikuti ritme permainan tim asuhan Sartono Anwar. Diturunkan bersama Samsul Arif, striker mantan striker Wellington Phoenix, Australia, itu tak mendapatkan peluang satu pun. Justru Arif yang mendapatkan beberapa peluang walau tak berbuah gol.
Sartono Anwar mengakui permainan Dadi belum sesuai dengan harapan sebelumnya. Pelatih sepuh ini memaklumi minimnya kontribusi Dadi karena baru bergabung dengan klub sepekan sebelum menghadapi Persema Malang. Di babak kedua, Dadi yang kurang efektif diganti Dicky Firasat.
"Dia mungkin butuh adaptasi. Tapi permainannya bersama tim sudah lumayan. Saya memaklumi, sulit bagi pemain yang belum pernah bermain di Indonesia sebelumnya. Jadi butuh adaptasi," kata Sartono kemarin. Dadi merupakan pemain rekrutan terakhir setelah Sartono membutuhkan tambahan di lini depan.
Rupanya keberadaan Dadi belum menjawab rendahnya produktifitas tim Laskar Angling Dharma. Dalam tiga pertandingan Liga Super Indonesia (LSI) 2010-2011, Victor Da Silva dkk hanya menceploskan sebiji gol kala ditahan imbang Persiba Balikpapan 1-1 di Stadion Brawijaya, Kediri.
Itu sekaligus menjadi gol terakhir Persibo yang selanjutnya ditekuk PSM Makassar 0-1 dan kalah di kandang Persema Malang 1-0. Pertandingan di Stadion Gajayana menjadi gambaran bagaimana lemahnya penyelesaian akhir tim yang baru promosi ke Liga Super tersebut.
Mendapatkan tiga sampai empat peluang dan tinggal berhadap-hadapan kiper, tak satu pun menjadi gol. Ini pantas menjadi catatan tersendiri bagi timnya. Karena tidak ada gunanya mempunyai lini tengah dan pertahanan yang bagus tapi jarang mencetak gol atau memperoleh kemenangan.
Sementara itu, terkait kasus wasit pada pertandingan di Stadion Gajayana, pihak Persibo tidak akan melayangkan surat keberatan ke PSSI. Tim Oranye lebih memilih berkoar di media daripada mengirimkan protes. "Kalau orang PSSI tahu dan memanggil kita, ya pasti kita akan datang," kata Sartono.
Sartono Anwar sempat kecewa dan lepas kontrol seusai pertandingan. Selepas konferensi pers, dirinya meninggalkan Stadion Gajayana dengan umpatan kasar, "Wasit PKI... Wasit PKI... " Sebuah ungkapan kekecewaan setelah target imbang hilang di menit terakhir karena tendangan penalti.
Malah pelatih yang juga ayah kandung pemain tim nasional Nova Arianto ini meninggalkan konferensi pers tanpa pamit. Hingga kemarin belum ada tindakan lebih lanjut dari panitia pelaksana (panpel) Persema terkait sikap maupun ucapan yang dilontarkan Sartono Anwar. (msy)