
Polemik manajemen Persija Jakarta mulai menemui titik terang penyelesaian. Harapan itu terbuka setelah Effendi Anas memutuskan tak mau menjadi manajer klub utama Ibu Kota ini.
Manajemen Persija memang sempat bergolak lagi dua pekan lalu. Hal itu terjadi karena imbas pengangkatan Effan, sapaan Effendi, melalui surat keputusan (SK) nomor 177/ KPT/KU/Sekr/VIII/ 2010, 12 Agustus 2010. SK itu tentang penetapan manajer Persija untuk musim 2010/2011. Terbitnya SK yang ditandatangani Ketua Umum (Ketum) Persija Toni Tobias itu otomatis mengakhiri tiga musim kepemimpinan Harianto Badjoeri sebagai manajer. Perubahan manajemen tersebut kemudian direspons oleh Badjoeri. Menurut dia, perombakan manajemen yang dilakukan oleh Toni Tobias menyalahi regulasi. Sebab, yang berhak merevisi manajemen adalah pengelola Persija atau gubernur DKI Jakarta.
Hal sama yang terjadi pada suksesi 27 November 2006,saat itu Gubernur Sutiyoso menyerahkan mandat manajer dari Soesanto kepada Badjoeri. SK penunjukan Badjoeri bernomor 144.Persija. Liga.SK. XI.2006 juga ditandatangani oleh Sutiyoso. Menanggapi semua ini, Effan mengambil sikap dengan memutuskan mundur dari jabatan manajer ’’pemberian’’ Toni Tobias. Pria yang juga Kepala Satpol PP DKI Jakarta juga menegaskan,polemik internal Persija harus diakhiri. ”Masalah manajer Persija jangan diperpanjang lagi.Saya tidak ingin terlibat dalam manajemen Persija pada musim 2010/ 2011.
Bagaimanapun, saya secara pribadi tidak berambisi menempati posisi itu,”tandas Effan kemarin. Secara teknis, Effan belum terlibat langsung dalam persiapan Persija menuju kompetisi musim depan.Kesiapan Persija sejak awal tetap ditangani Badjoeri.Termasuk, perekrutan komposisi skuad Macan Kemayoran yang saat ini sudah mengantongi 22 nama dan empat di antaranya amunisi asing. ”Persija merupakan organisasi besar.Wajar kalau muncul polemik- polemik seperti ini. Hal-hal seperti ini harus disikapi secara dewasa. Sebab, pekerjaan adalah amanah.Kinerja Persija juga harus optimal musim depan,”lanjutnya. Mundurnya Effan dari jabatan manajer ini tak sepenuhnya menyelesaikan masalah.
Sebab,Toni Tobias memiliki sejumlah argumen soal pengelolaan Persija mendatang. Menurut dia,status pengelola klub akan dihapus dan kewenangan pengelola akan diberikan kepada presiden direktur klub. ”Pengelola Persija setelah ini akan dihilangkan.Tugas pengelola akan digantikan sepenuhnya oleh presiden direktur.Nah,di sini posisi presiden direktur adalah ketum Persija,”kata Toni. Toni juga melakukan klarifikasi terkait keabsahan SK yang diterbitkannya. Berdasarkan pengakuannya, SK untuk Effan memiliki dasar hukum kuat.
Surat penunjukan Effan sebagai manajer mendapat sokongan moral dari Pemprov DKI Jakarta.”Belum bisa berkomentar banyak soal keputusan Pak Effendi.Tapi,SK itu sah menurut aspek hukum. Sebelumnya juga sudah mendapat persetujuan pemda.PSSI juga hanya mengakui saya. Seharusnya Pak Badjoeri legawa.Bagaimanapun,sudah tiga periode memimpin, tapi tidak ada prestasinya,”tandasnya. (wahyu argia)