Aksi pelemparan yang dilakukan stopper Persidafon Dafonsoro, Bruno Casmir dipastikan tak berlanjut ke sidang Komisi Disiplin PSSI. Termasuk upaya penganiayaan oleh Bruno dengan mencekik leher pemain Arema, Fakhrudin juga tak sampai ke ranah hukum.
Meski pada kenyataannya, perlakukan tidak sportif oleh Bruno usai pertandingan itu terjadi usai pertandingan. Pun bukti-bukti dan saksi-saksinya sudah cukup kuat, jika pihak Arema atau Fakhrudin melakukan tuntutan hukum atas tindakan yang sudah termasuk kriminal itu.
‘’Sementara dari manajemen Arema sampai saat ini tidak ada rencana untuk melaporkan Bruno pada komdis atau polisi, kejadian itu sudah selesai di lapangan kemarin,’’ terang asisten manajer tim Arema, Rudy Soesamto perihal rencana Arema untuk melaporkan Bruno.
Terlepas dilaporkan atau tidak, pengawas pertandingan harusnya mencatat dan melaporkan tindak-tanduk stopper asal Kamerun itu. Paling tidak dengan aksinya yang melempari penonton di tribun VIP stadion Kanjuruhan dengan air dalam botol. Khusus untuk kasus pencekikkan, Fakrudin selaku korban tampaknya juga tidak ada rencana melaporkannya ke polisi. ‘’Sepertinya tidak perlu lapor polisi, nanti urusannya bisa panjang, termasuk saya nanti harus ikut sidang segala,’’ katanya.
Jika mengacu pada kasus yang lain di sepakbola Indonesia, beberapa waktu lalu, pihak kepolisan mengamankan dua pemain Nova Zaenal dan Bernard Mamadou yang terlibat kasus kerusuhan di dalam lapangan, saat pertandingan.
Gelandang serang Persis Solo dan defender Gresik United itu dituntut hukuman enam bulan percobaan setahun oleh Pengadilan Negeri Surakata. Tuntutan ini dijatuhkan setelah keduanya berkelahi saat bertanding di Stadion Sriwedari, 12 Februari 2009 silam.
Menurut majelis hakim saat itu, mereka dinilai melanggar pasal 351 ayat 1 KUHP tentang penganiayaan. Fakta-fakta persidangan membuktikan keduanya terbukti bersalah karena telah melakukan pemukulan sehingga menyebabkan terjadinya kericuhan.
Kasus Bruno pun sebenarnya terbilang lebih parah, karena bisa menyangkut nyawa seorang Fakhrudin. Jika saja sore itu, asisten pelatih Arema, Joko Susilo tak melerai, bukan tidak mungkin Bruno bakal menghabisi Fakhrudin.
Sementara itu, menurut pemaparan Fakhrudin sebelumnya, aksi pecekikan itu dilakukan Bruno setelah emosi karena diminta oleh pemain asal Sidoarjo ini untuk bersikap sportif atas kekalahan timnya 2-1.
Bruno yang tak mau menerima jabat tangan pemain Arema justru datang mencekik leher Fakhrudin. ‘’Tidak apa-apa, dan tidak ada yang terluka,’’ sebut Fakhrudin perihal kondisi lehernya usai dicekik stopper yang pernah memperkuat Arema musim 2007 lalu itu. (bua/avi)