Lini depan Persema belum juga menunjukkan ketajamannya. Hingga memasuki pertandingan ketiga Indonesia Super League (ISL), tim besutan pelatih Subangkit ini masih minim cetak gol.
Persema baru mengkoleksi empat gol, dua diantaranya melalui titik pinalti. Padahal, di pertandingan melawan Persisam Samarinda, Minggu (22/10) di Stadion Palaran yang berakhir 0-1 untuk tuan rumah itu, Persema seharunya bisa mencetak banyak gol.
Kondisi ini akibat buruknya penyelesaian akhir yang terus berlanjut. Jika Persema memiliki striker dengan tipe goalgetter hasilnya akan lain.
Bahkan bukan tidak mungkin tim berjuluk Laskar Ken Arok yang mengambil kemenangan. Menginggat banyaknya peluang yang gagal dimanfaatkan striker.
‘’Aliran bola ke depan sudah sangat baik. Namun banyaknya peluang selalu gagal berbuah gol karena buruknya penyelesaian akhir,’’ ungkap Pelatih Subangkit kepada Malang Post.
Persema sebenarnya sudah memasang dua striker asing sekaligus, yakni Brima Sanusie Pepito dan Jairon Feliciano. Namun keberadaan striker dari Sierra Leone dan Brazil ini tidak mampu menjebol gawang tuan rumah yang dikawal Dedy Kusuma.
Problem penyelesaian akhir ini harus dibenahi menjelang pertandingan menghadapi Bontang FC di Stadion Mulawarman Bontang, Minggu (25/10) besok. Ketajaman dalam penyelesaian akhir tentu sangat dibutuhkan untuk memetik poin. Apalagi target poin perdana di kandang lawan sudah kandas.
Pasukan Persema masih memiliki kesempatan melakukan latihan sekaligus uji coba lapangan Stadion Mulawarman, hari ini. Latihan itu juga dilakukan untuk mengasah ketajaman menciptakan gol. Subangkit tidak hanya mengandalkan lini depan seperti Pepito dan Jairon, tetapi para second striker seperti M Kamri, Siswanto, Robbie Gaspar hingga Bima Sakti.
‘’Melawan Bontang FC memang berat, namun Persema jangan lagi kehilangan poin dalam pertandingan kedua di tur Kalimantan ini. Kami tetap bertekad membawa poin untuk balik ke Malang nanti,’’ tegas mantan pelatih Persiku Kudus ini. (feb/jon)
