Dalam daftar calon ketua umum KPSI-PSSI nama adik Nurdin Halid, Khadir Halid, muncul dan langsung menimbulkan pergunjingan. Ini reaksi KPSI terhadap pencalonan adik mantan ketua umum PSSI itu.
Usai dilakukan verifikasi dan proses banding, nama Khadir Halid masih menghiasi 20 calon ketua umum PSSI jelang Kongres Luar Biasa (KLB) 18 Maret mendatang. Meski terus disambung kaitkan dengan rezim sang kakak, KPSI menyatakan dirinya tidak bisa melarang pencalonan tersebut karena itu adalah hak semua warga negara.
"Siapa saja memiliki hak untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum," ujar ketua KPSI, Toni Apriliani. "Dia (Khadir) pernah berada dalam struktur pengprov Sulawesi Selatan dan PSM Makassar jadi itu sudah memenuhi persyaratan pencalonan."
Toni lalu memaparkan bahwa ketua umum yang baru harus sesuai dengan aturan dan statuta yang dibuat oleh PSSI, dan pastinya harus mementingkan kemajuan sepakbola nasional.
"Ketua umum yang baru harus punya loyalitas, dedikasi dan bisa menjalankan manifesto yang kita hasilkan di Kongres kemarin. Lalu yang terpenting ada keinginan untuk memajukan sepakbola Indonesia," sambungnya.
Toni lalu menegaskan figur ketua umum yang baru nanti tidak boleh mengulangi kesalahan pengurus PSSI saat ini. "Yang pasti tidak seperti saat ini dimana ketua bisa seenaknya melanggar statuta PSSI. Mereka harus sangat peduli dengan sepakbola Indonesia," pungkas Toni menegaskan.
Usai dilakukan verifikasi dan proses banding, nama Khadir Halid masih menghiasi 20 calon ketua umum PSSI jelang Kongres Luar Biasa (KLB) 18 Maret mendatang. Meski terus disambung kaitkan dengan rezim sang kakak, KPSI menyatakan dirinya tidak bisa melarang pencalonan tersebut karena itu adalah hak semua warga negara.
"Siapa saja memiliki hak untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum," ujar ketua KPSI, Toni Apriliani. "Dia (Khadir) pernah berada dalam struktur pengprov Sulawesi Selatan dan PSM Makassar jadi itu sudah memenuhi persyaratan pencalonan."
Toni lalu memaparkan bahwa ketua umum yang baru harus sesuai dengan aturan dan statuta yang dibuat oleh PSSI, dan pastinya harus mementingkan kemajuan sepakbola nasional.
"Ketua umum yang baru harus punya loyalitas, dedikasi dan bisa menjalankan manifesto yang kita hasilkan di Kongres kemarin. Lalu yang terpenting ada keinginan untuk memajukan sepakbola Indonesia," sambungnya.
Toni lalu menegaskan figur ketua umum yang baru nanti tidak boleh mengulangi kesalahan pengurus PSSI saat ini. "Yang pasti tidak seperti saat ini dimana ketua bisa seenaknya melanggar statuta PSSI. Mereka harus sangat peduli dengan sepakbola Indonesia," pungkas Toni menegaskan.