Tuesday, June 21, 2011

Tatap ISL ,Persiraja Renovasi Stadion Harapan Bangsa


Masalah baru bakal menimpa tim promosi Persiraja yang akan menghadapi kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2011/2012 yang di jadwalkan bergulir Oktober mendatang. Karena salah satu syarat mutlak sebagai kontestan di liga terelit di Repulik ini adalah memiliki stadion yang punya fasilitas berstandar internasional. Kini hanya ada dua pilihan bagi tim berjuluk ‘Laskar Rencong’, berkandang di luar Aceh atau melakukan renovasi stadion supaya berstandar seperti yang ditetapkan dalam Manual Liga.

Kondisi yang dihadapi satu-satunya tim dari Provinsi Aceh ini ternyata mendapat perhatian dari berbagai kalangan pecinta bolamania di Tanah Rencong yang berharap bisa segera direnovasi stadion. Bahkan pendukung setia Persiraja yang tergabung dalam Suporter Kutaraja Untuk Lantak Laju (SKULL) juga angkat bicara untuk mengingatkan masalah penting ini. Karena mereka sangat prihatin dengan fasilitas Stadion Harapan Bangsa yang direncanakan menjadi markas Persiraja menjamu lawan-lawannya.

Mantan pemain Persiraja, Darmawan AG mengatakan, sangat memalukan kalau harus bermarkas di luar Aceh bila hanya gara-gara persoalan stadion yang tidak berstandar. Padahal, tidak perlu di bangun lagi dari nol mengingat Aceh memiliki Stadion Harapan Bangsa yang hanya butuh renovasi segera supaya punya standar yang ditetapkan dalam Manual Liga. Kedatangan masyarakat Aceh untuk memberi dukungan kepada Persiraja kala menghadapi partai empat besar di Solo, Jawa Tengah pada Mei lalu, hendaknya bisa membuka mata semua pihak, terutama eksekutif dan legislatif.

“Ini menjadi tanggung jawab bersama supaya masyarakat Aceh bisa menonton tim kesayangannya bertanding di Aceh. Pemerintah Aceh, DPRA, dan berbagai pihak terkait lainnya harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan dari sekarang untuk mempersiapkan stadion berstandar. Jangan menjelang pergelaran Liga Super baru sibuk mencari pemain dan melengkapi berbagai persyaratan seperti stadion berstandar. Karena bila berkandang di luar akan menghabiskan dana 2 kali lipat dari renovasi stadion,” ujar Darmawan yang merupakan nmantan pemain Persiraja diera 80-an.

Pendapat serupa juga dipaparkan Ketua SKULL, Teuku Iqbal Djohan yang mengatakan, seluruh pecinta Persiraja tentu akan kecewa dan marah jika tim kesayangannya tidak berkandang di Banda Aceh. Karena, harapan pecinta Persiraja untuk bisa menyaksikan tim-tim elit Indonesia datang ke Aceh akan sirna. Apalagi Persiraja terkenal sebagai tim yang sulit dikalahkan jika bermain di kandang.

“Maka kalau kandangnya bukan di Aceh, ini sangat merugikan. Kemungkinan besar Persiraja bisa menjadi penghuni papan bawah dan bisa saja degradasi atau cuma mampir semusim di ISL, seperti nasib PSMS beberapa tahun yang lalu, saat markas mereka di Stadion Teladan dianggap tidak layak,” ujar Iqbal. Menurut Iqbal, sudah saatnya Stadion Harapan Bangsa direnovasi dan lolosnya Persiraja ke ISL merupakan momentum yang tepat memperbaiki stadion tersebut. Kalau dibiarkan begitu tidak lama lagi stadion tersebut akan menjadi ‘bangkai’. “Cukup disayangkan karena biaya pembangunan stadion tersebut menghabiskan uang rakyat dalam jumlah sangat besar. Seharusnya dirawat dan segala kerusakan diperbaiki dan semua ini butuh kepedulian pemerintah, anggota DPRA dan berbagai pihak lainnya yang mampu di Aceh,” tegas Teuku Iqbal Djohan.(hd)