
Kesabaran Persebaya untuk kembali mau hadir dalam laga melawan Persik Kediri sudah habis. Setelah yang dirancang di Jogjakarta (29/4) dan di Kediri (5/8) gagal, tim asal Kota Pahlawan tersebut menyatakan tidak memiliki cukup dana untuk melakoni laga ulang ketiga yang diputuskan dihelat di Palembang hari ini (8/8). Karena itu, mereka memutuskan untuk mutung di laga lanjutan tersebut.
"Tim kami sudah mengeluarkan jutaan (rupiah) untuk dua kali pertandingan yang gagal itu. Kalau Joko Driyono (CEO PT Liga Indonesia/PT LI, Red) bilang bahwa yang seharusnya digunakan untuk ke Palembang adalah uang tim, memangnya ini tim kakeknya?" ketus I Gede Widiade, manajer Persebaya, kemarin (7/8).
Menurut Gede, klub menggunakan dana APBD. Penggunaan dana rakyat untuk pertandingan ulang seperti itu akan sulit dipertanggungjawabkan. "Kalau masyarakat yang mau ke sana, akan saya biayai. Mau beli gerbong kereta sepuluh pun saya biayai," tandasnya.
Di sisi lain, Ketua Pengcab PSSI Surabaya Saleh Ismail Mukadar mengungkapkan bahwa timnya sudah menghabiskan Rp 200 juta untuk tur ke Jogjakarta dan Rp 40 juta untuk ke Kediri. "Mereka (PT LI) kan tidak mau mengganti dana yang kami keluarkan," ucapnya.
Lagi pula, keputusan pertandingan dihelat di Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, disampaikan cukup mepet. Menurut Saleh, PT LI baru memberikan informasi kepada Persebaya bahwa pertandingan dipindah ke Palembang pada pukul 18.00 Jumat lalu (6/8). "Kalaupun berniat ke sana, kami juga kesulitan mendapatkan tiket. Ini sebenarnya sudah tidak masuk akal," tegasnya.
Dengan tidak hadir di laga ulang tersebut, Saleh mengatakan telah memperhitungkan bahwa timnya hanya akan turun satu kasta di Divisi Utama musim depan. Karena itu, lanjut Saleh, pihaknya sudah sepakat menghadapi kenyataan terdegradasi satu level untuk musim depan.
Namun, Saleh menandaskan bahwa Green Force (julukan Persebaya) akan tampil dengan materi sekelas Indonesia Super League (ISL) meski bermain di level kedua. "Kami tetap bangga bermain di Divisi Utama, tapi tidak tunduk kepada PSSI," tegasnya.
Terlepas dari ancaman degradasi yang harus dihadapi timnya, Saleh menekankan bahwa kekuatan timnya sebenarnya masih layak bertahan di ISL. Sebab, seandainya berhak atas satu tempat di playoff, Persebaya diyakininya mampu mengatasi Persiram Raja Ampat.
Meski sudah rela terdegradasi dengan cara seperti itu, kuasa hukum Persebaya M. Sholeh belum mau tinggal diam. Kepada Komdis PSSI, dia berencana melaporkan kronologi kejadian hingga membuahkan skenario pertandingan ulang ketiga di Palembang. (uan/c9/diq)