
Seminggu yang lalu, tepatnya 7 Agustus 2010, Pembina Yayasan Arema, Andi Darussalam Tabusala telah menyatakan posisi manajer tim Arema bakal diberikan pada Miroslav Janu. Rencana rangkap jabatan managercoach itu pun akhirnya diputuskan ADT setelah bertemu langsung dengan Miro di Makassar, kemarin siang. Bagaimana latar belakang keputusan berani ini diambil? Berikut petikan wawancara ADT dengan wartawan Malang Post, Buari, melalui telpon genggamnya, kemarin sore.
Jadi keputusan managercoach ini sudah final ya?
Ya, Miroslav Janu akan menjadi pelatih sekaligus manajer tim Arema. Tadi siang saya baru bertemu dengan Miro di Makassar, dan sekarang (kemarin sore) dia sudah berangkat ke Surabaya bersama Tony Ho. Lalu rencananya nanti malam (tadi malam) dia ada acara makan malam bersama Pak Nur (Ketua Yayasan Arema).
Kalau Miro sebagai pelatih sekaligus manajer yang tugasnya bakal lebih berat, lalu siapakah asisten manajer yang akan membantunya?
Tidak adalah, nanti itu gampang. Untuk asisten manajer itu apa dan semuanya nanti banyak anak-anak muda bisa disitu, fungsinya asisten itu kan hanya untuk masalah administrasi keuangan saja sekarang, sedangkan yang lain biar Miro yang mengurus. Kita harus berani mendobrak tradisi (sepakbola di Indonesia), jangan ada coach lalu ada manajer, tapi posisi manajer tidak ada gunanya juga. Dari pada kita pusing dengan ada dua-duanya, lebih baik kita percayakan dua-duanya pada Miro sebagai managercocah.
Sebenarnya, apa yang menjadi pertimbangan untuk menjadikan Miro sebagai managercoach?
Ya, saya hanya mau saja seperti itu, karena saya tidak mau seperti musim kemarin. Saya belajar dari pengalaman musim kemarin, kita juara tapi begitu banyak polemik-polemik. Saya kan tidak mau. Jadi harus berjalan secara sinergi, ada manajer bicara disini, bicara begini, ya sudahlah. Jadi biar dia (Miro) yang bertanggungjawab semuanya.