
Tren positif PSM berlanjut. Menjamu Bontang FC di Stadion Andi Mattalatta, malam tadi, Djayusman Triasdi dkk menang 1-0. Korinus Fingkreuw mencetak gol semata wayang pada menit 73'. Kemenangan ini membuat PSM kembali menempati peringkat kedua di klasemen sementara Indonesia Super League (ISL). Posisi puncak masih ditempati Persipura Jayapura dengan selisih empat poin (19-15). Kemarin Persipura mengalahkan Deltras Sidoarjo, 2-0 di kandangnya.
Meski hanya menang tipis, kubu PSM menyambutnya dengan gembira. Bukan hanya karena raihan tiga poin menjaga kans terus membuntuti Persipura. Lebih dari itu, hasil ini menjadi kado indah untuk PSM yang pada Selasa, 2 November besok, tepat berusia 95 tahun.
Apalagi, prestasi tim sedang bagus-bagusnya. Dari enam laga awal ISL, lima di antaranya berbuah kemenangan. Torehan yang belum pernah diraih sejak Liga Indonesia bergulir pada 1995. "Kemenangan atas Bontang dan hasil baik dalam beberapa pertandingan betul-betul sebuah kado indah," sebut media officer PSM, Nurmal Idrus.
Pihak klub pun berencana membuat sebuah perayaan. Menapaktilasi perjalanan tim yang pada awal berdirinya bernama Makasaarshe Voetbal Bond (MVB) ini. Menurut Nurmal, perayaan ini tidak mewah. Yang penting para pemain dan komponen klub bisa berkumpul, merayakan ultah bersama-sama.
Ya, hasil yang diraih PSM memang cukup memuaskan. Pelatih Robert Rene Alberts pun memuji spirit anak asuhannya. Di lapangan, para pemain memadukan skill, kerja sama, dan semangat untuk menang. "Spirit ewako menjadi senjata kami untuk berusaha menang dalam setiap pertandingan," ujarnya usai pertandingan.
Pada pertandingan malam tadi, publik Stadion Andi Mattalatta sempat cemas pada babak pertama. Anak-anak PSM terlalu banyak membuang peluang. Pemain asing Marwan Sayedeh tercatat memiliki dua peluang emas. Tinggal berhadapan dengan penjaga gawang namun selalu gagal. Jecky Pasarella dan Anoure Obiora Richard juga punya kesempatan untuk membuat gol tapi gagal.
Permainan juga sempat kocar-kacir. Bek Goran Subara sempat membuat blunder pada masa injury time babak pertama. Kontrol bolanya tak akurat dan membuat striker Bontang, Kenji Adacihara dalam posisi bebas. Beruntung, tendangan pemain asal Jepang itu melambung tipis di atas mistar.
Kepemimpinan wasit Setyono juga sempat membuat suasana pertandingan memanas. Ada beberapa kejadian di kotak penalti Bontang FC yang membuat kubu PSM melakukan protes karena tidak dianggap pelanggaran. Performa pemain pun terlihat menurun setelah itu.
Saat babak pertama berakhir, Robert bahkan sempat masuk ke lapangan, menghampiri Setyono. Penonton juga dibikin panas. Cemoohan-cemoohan mengiringi langkah Setyono ke ruang ganti. Sang wasit yang memang dikenal kontroversial itu mesti dikawal ketat aparat.
Beruntung, mental anak-anak PSM kembali normal pada babak kedua. Tetapi lagi-lagi peluang selalu hanya berstatus nyaris gol. Menit 59', Robert memasukkan Korinus menggantikan Diva Tarkas sebagai gelandang kanan. Permainan menjadi lebih hidup, namun penyelesaian akhir tetap buruk.
Robert pun membuat keputusan mengejutkan. Obiora ditarik keluar menit 68'. Dia digantikan Satrio Syam. Satrio kemudian mengambil alih posisi Korinus yang digeser lebih ke depan mendampingi Marwan Sayedeh sebagai striker. Hasilnya langsung terlihat lima menit kemudian. Korinus bikin gol yang diawali kerja keras Marwan dari sisi kiri.
Absennya penyerang yang juga kapten tim, Andi Oddang, membuat performa lini depan menurun jika dibanding laga-laga sebelumnya. Marwan yang bertipikal "liar" kurang klop dengan Obiora yang lebih lamban. Lini kedua yang seharusnya menjadi solusi kebuntuan juga jarang melepaskan shooting.
Sementara itu, kubu Bontang menyambut hasil ini dengan geram. Manajer Bontang, Andi Faisal Hasdam juga mengeluhkan kepemimpinan wasit. Gol Julius Akosah ke gawang PSM menit 59' yang dianulir menjadi pemicu kekesalan. "Kami bingung, aturan apa yang dipakai wasit," katanya dengan nada tegas.
Pelatih Bontang, Fachri Husaini menilai, permainan anak asuhannya sanggup merepotkan kubu tuan rumah. Hanya saja, penyelesaian akhir juga buruk. "Kami sebenarnya punya satu gol tapi wasit membatalkannya. Kalau begini terus, sepak bola Indonesia tidak akan pernah maju," tuturnya di ruangan konferensi pers.
Setelah laga ini PSM akan kembali dua laga tandang melawan Deltras pada 7 November dan Persela Lamongan, 13 November.
Meski hanya menang tipis, kubu PSM menyambutnya dengan gembira. Bukan hanya karena raihan tiga poin menjaga kans terus membuntuti Persipura. Lebih dari itu, hasil ini menjadi kado indah untuk PSM yang pada Selasa, 2 November besok, tepat berusia 95 tahun.
Apalagi, prestasi tim sedang bagus-bagusnya. Dari enam laga awal ISL, lima di antaranya berbuah kemenangan. Torehan yang belum pernah diraih sejak Liga Indonesia bergulir pada 1995. "Kemenangan atas Bontang dan hasil baik dalam beberapa pertandingan betul-betul sebuah kado indah," sebut media officer PSM, Nurmal Idrus.
Pihak klub pun berencana membuat sebuah perayaan. Menapaktilasi perjalanan tim yang pada awal berdirinya bernama Makasaarshe Voetbal Bond (MVB) ini. Menurut Nurmal, perayaan ini tidak mewah. Yang penting para pemain dan komponen klub bisa berkumpul, merayakan ultah bersama-sama.
Ya, hasil yang diraih PSM memang cukup memuaskan. Pelatih Robert Rene Alberts pun memuji spirit anak asuhannya. Di lapangan, para pemain memadukan skill, kerja sama, dan semangat untuk menang. "Spirit ewako menjadi senjata kami untuk berusaha menang dalam setiap pertandingan," ujarnya usai pertandingan.
Pada pertandingan malam tadi, publik Stadion Andi Mattalatta sempat cemas pada babak pertama. Anak-anak PSM terlalu banyak membuang peluang. Pemain asing Marwan Sayedeh tercatat memiliki dua peluang emas. Tinggal berhadapan dengan penjaga gawang namun selalu gagal. Jecky Pasarella dan Anoure Obiora Richard juga punya kesempatan untuk membuat gol tapi gagal.
Permainan juga sempat kocar-kacir. Bek Goran Subara sempat membuat blunder pada masa injury time babak pertama. Kontrol bolanya tak akurat dan membuat striker Bontang, Kenji Adacihara dalam posisi bebas. Beruntung, tendangan pemain asal Jepang itu melambung tipis di atas mistar.
Kepemimpinan wasit Setyono juga sempat membuat suasana pertandingan memanas. Ada beberapa kejadian di kotak penalti Bontang FC yang membuat kubu PSM melakukan protes karena tidak dianggap pelanggaran. Performa pemain pun terlihat menurun setelah itu.
Saat babak pertama berakhir, Robert bahkan sempat masuk ke lapangan, menghampiri Setyono. Penonton juga dibikin panas. Cemoohan-cemoohan mengiringi langkah Setyono ke ruang ganti. Sang wasit yang memang dikenal kontroversial itu mesti dikawal ketat aparat.
Beruntung, mental anak-anak PSM kembali normal pada babak kedua. Tetapi lagi-lagi peluang selalu hanya berstatus nyaris gol. Menit 59', Robert memasukkan Korinus menggantikan Diva Tarkas sebagai gelandang kanan. Permainan menjadi lebih hidup, namun penyelesaian akhir tetap buruk.
Robert pun membuat keputusan mengejutkan. Obiora ditarik keluar menit 68'. Dia digantikan Satrio Syam. Satrio kemudian mengambil alih posisi Korinus yang digeser lebih ke depan mendampingi Marwan Sayedeh sebagai striker. Hasilnya langsung terlihat lima menit kemudian. Korinus bikin gol yang diawali kerja keras Marwan dari sisi kiri.
Absennya penyerang yang juga kapten tim, Andi Oddang, membuat performa lini depan menurun jika dibanding laga-laga sebelumnya. Marwan yang bertipikal "liar" kurang klop dengan Obiora yang lebih lamban. Lini kedua yang seharusnya menjadi solusi kebuntuan juga jarang melepaskan shooting.
Sementara itu, kubu Bontang menyambut hasil ini dengan geram. Manajer Bontang, Andi Faisal Hasdam juga mengeluhkan kepemimpinan wasit. Gol Julius Akosah ke gawang PSM menit 59' yang dianulir menjadi pemicu kekesalan. "Kami bingung, aturan apa yang dipakai wasit," katanya dengan nada tegas.
Pelatih Bontang, Fachri Husaini menilai, permainan anak asuhannya sanggup merepotkan kubu tuan rumah. Hanya saja, penyelesaian akhir juga buruk. "Kami sebenarnya punya satu gol tapi wasit membatalkannya. Kalau begini terus, sepak bola Indonesia tidak akan pernah maju," tuturnya di ruangan konferensi pers.
Setelah laga ini PSM akan kembali dua laga tandang melawan Deltras pada 7 November dan Persela Lamongan, 13 November.