– Di tengah carut marutnya dualisme PSSI dan KPSI, Timnas dan
kompetisi, hasil memuaskan diraih, salah satu Sekolah Sepak Bola
Indonesia yang berbasis di tanah Papua, Emsyk Uni Papua menuai hasil
baik dalam laga persahabatan internasional di Singapura. Menghadapi dua
tim Singapura: H2O dan Fandi Ahmad Academy, Emsyk memetik kemenangan.
“Jumat 12 Oktober di Stadion Bukit Lima, kami melawan H2O sebuah tim
yang bermain di liga. Dalam kesempatan itu kami menang 2-0,” kata
Direktur Emsyk, Petrus Benny Pepuho di kantor PSSI, Senayan, Jakarta,
Senin (15/10).
“Keesokannya kami bermain melawan Fandi Ahmad All Star, kenapa saya
bilang All Star? Pemainnya sebagian bermain di liga. Pada laga itu
sebenarnya kami hanya mampu bermain seri. Namun karena panitia sudah
menyiapkan medali, maka pertandingan dilanjutkan ke partai penalti.
Dalam penalti kami menang,” sambungnya.
Atas hasil yang diraih, Emsyk pun membawa piala. Piala ini menurut
Petrus Benny menjadi motivasi bagi pemainnya. Oleh itu, ia tak terlalu
berharap mendapat bonus dari PSSI.
“Pada prinsipnya, bonus atau penghargaan tidak terlalu penting. Boleh dibilang nomor sekian,” jelasnya.
Sementara itu, Deputi Sekjen PSSI Bidang Organisasi, Hadiyandra
menjelaskan PSSI tak akan diam menanggapi hasil yang diraih oleh Emsyk.
Menurutnya, PSSI akan membuka jalan bagi para pemain Emsyk Uni Papua
untuk mengembangkan karier sepak bola.
“Sebenarnya saya terkejut. Jauh dari ibukota, Emsyk bisa melakukan
pengelolaan luar biasa. Ini menjadi bukti bahwa Emsyk sangat serius.
Saya sendiri menganggap, sekecil apapun kontribus dari mereka, yang
jelas akan membantu sepak bola Indonesia,” terang Hadiyandra.
“Kami berjanji kalau ada pertandingan yang bersifat turnamen, akan
kami komunikasikan. Intinya kami berharap para pemain Emsyk terus
mengasah kemampuan.”[bnt]